Puasa adalah salah satu praktik spiritual yang telah ada sejak zaman Perjanjian Lama dan terus berlanjut hingga Perjanjian Baru. Dalam ajaran Kristen, Yesus memberikan contoh dan pengajaran yang mendalam tentang puasa. Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan, sarana untuk mendekatkan diri secara rohani, dan alat untuk mencapai pertumbuhan spiritual, referensi: www.studylightforums.org
1. Pengertian Puasa Menurut Yesus
Yesus tidak hanya mengajarkan tentang puasa, tetapi Ia sendiri juga menjalankannya. Dalam Injil Matius 6:16-18, Yesus memberikan petunjuk mengenai bagaimana seharusnya seseorang berpuasa:
“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:16-18, TB)
Yesus menekankan bahwa puasa bukanlah untuk pamer atau mencari pengakuan dari orang lain, tetapi harus dilakukan dengan ketulusan hati sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan.
2. Puasa Yesus di Padang Gurun
Salah satu contoh puasa Yesus yang paling terkenal adalah saat Ia berpuasa selama 40 hari dan 40 malam di padang gurun sebelum memulai pelayanan-Nya. Kisah ini terdapat dalam Matius 4:1-11 dan Lukas 4:1-13, di mana Yesus menghadapi berbagai pencobaan dari Iblis setelah berpuasa.
Puasa yang dilakukan oleh Yesus memiliki beberapa makna penting:
- Persiapan Rohani: Yesus berpuasa sebagai persiapan sebelum memulai pelayanan-Nya di dunia.
- Kemenangan atas Godaan: Dalam kondisi lapar dan lemah, Yesus tetap setia pada Firman Tuhan dan menolak bujukan Iblis.
- Ketergantungan pada Tuhan: Yesus menunjukkan bahwa manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Tuhan (Matius 4:4).
3. Tujuan dan Manfaat Puasa Menurut Ajaran Yesus
Puasa dalam ajaran Yesus bukan hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Beberapa tujuan utama puasa menurut Yesus adalah:
a. Mendekatkan Diri kepada Tuhan
Puasa adalah waktu yang didedikasikan untuk berdoa dan mencari kehendak Tuhan. Dalam Alkitab, banyak tokoh yang berpuasa untuk mendapatkan hikmat dan petunjuk dari Tuhan, seperti Musa dan Daniel.
b. Disiplin Rohani dan Penyangkalan Diri
Yesus mengajarkan bahwa pengikut-Nya harus belajar menyangkal diri dan mengutamakan kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Puasa adalah salah satu cara untuk melatih disiplin rohani dan mengendalikan keinginan duniawi.
c. Memohon Pertolongan dan Pemulihan
Dalam banyak contoh di Alkitab, puasa dilakukan dalam situasi krisis atau untuk mencari pertolongan Tuhan. Contohnya, bangsa Israel sering berpuasa dalam masa kesusahan untuk memohon belas kasihan Tuhan.
4. Cara Berpuasa yang Benar Menurut Yesus
Yesus tidak memberikan aturan baku tentang bagaimana atau berapa lama seseorang harus berpuasa, tetapi Ia memberikan beberapa prinsip utama:
- Puasa dengan Hati yang Tulus: Puasa bukan untuk pamer atau mencari pujian dari manusia, tetapi untuk mencari Tuhan secara pribadi.
- Puasa dengan Doa dan Pertobatan: Puasa harus disertai dengan doa, membaca Firman Tuhan, dan refleksi diri.
- Puasa dengan Fokus pada Tuhan, Bukan Sekadar Rutinitas: Yesus menegur orang-orang Farisi yang berpuasa dengan motivasi yang salah (Lukas 18:9-14).
5. Puasa dalam Kehidupan Kristen Saat Ini
Saat ini, banyak umat Kristen yang masih menjalankan puasa sebagai bagian dari kehidupan rohani mereka. Beberapa gereja memiliki tradisi puasa tertentu, seperti puasa menjelang Paskah atau saat ada doa khusus. Puasa juga bisa dilakukan secara pribadi kapan saja, terutama saat seseorang ingin mencari Tuhan lebih dalam.
Kesimpulan
Puasa menurut Yesus bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi lebih kepada relasi yang lebih erat dengan Tuhan. Ia mengajarkan bahwa puasa harus dilakukan dengan tulus, bukan untuk mencari pengakuan dari orang lain. Yesus sendiri memberikan teladan dalam berpuasa, terutama saat Ia berpuasa di padang gurun sebagai bentuk ketergantungan penuh kepada Tuhan.
Dalam kehidupan Kristen, puasa tetap relevan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melatih disiplin rohani, dan mencari kehendak Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, puasa bukan hanya praktik keagamaan, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang membawa seseorang lebih dekat kepada Sang Pencipta.