Unggas merupakan kelompok hewan yang sering dibudidayakan di Indonesia, baik untuk konsumsi maupun hobi. Salah satu aspek penting dalam beternak unggas adalah memahami proses penetasan telur. Lama waktu tetas telur sangat bervariasi tergantung pada jenis unggas yang diternakkan. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi peternak agar dapat mengelola penetasan dengan lebih efektif dan meningkatkan tingkat keberhasilan menetas, serta dunia perunggasan bisa lihat disini: www.wildfowl.net
Berikut adalah berbagai jenis unggas yang umum ditemukan di Indonesia beserta lama waktu yang diperlukan untuk menetaskan telurnya.
1. Ayam (Gallus gallus domesticus)
Ayam adalah unggas yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, baik untuk telur maupun daging. Waktu penetasan telur ayam berkisar antara 21 hari.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penetasan ayam meliputi:
- Suhu optimal sekitar 37,5°C
- Kelembaban sekitar 50-60% saat inkubasi dan 65-75% saat mendekati penetasan
- Pemutaran telur secara rutin agar embrio berkembang dengan baik
2. Itik atau Bebek (Anas platyrhynchos domesticus)
Itik adalah unggas yang populer di Indonesia, terutama di daerah yang memiliki banyak lahan basah. Lama waktu tetas telur itik berkisar antara 27-28 hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetasan telur bebek:
- Suhu optimal sekitar 37,2-37,5°C
- Kelembaban sekitar 50-60%, meningkat menjadi 75-80% pada masa akhir penetasan
- Perlu dilakukan penyemprotan air hangat secara berkala untuk menjaga kelembaban alami seperti yang dilakukan induk bebek saat mengerami telur
3. Angsa (Anser anser domesticus)
Angsa adalah unggas air yang sering dipelihara sebagai hewan penjaga atau hias. Waktu yang diperlukan untuk menetaskan telur angsa cukup panjang, yaitu sekitar 28-35 hari, tergantung pada spesies dan kondisi inkubasi.
Beberapa faktor penting dalam penetasan telur angsa:
- Suhu optimal sekitar 37,2-37,5°C
- Kelembaban awal sekitar 50-60%, meningkat menjadi 70-80% pada masa akhir inkubasi
- Pemutaran telur harus dilakukan setidaknya 3-4 kali sehari untuk mencegah embrio menempel pada dinding cangkang
4. Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Puyuh adalah unggas kecil yang banyak dibudidayakan untuk produksi telur dan daging. Waktu penetasan telur puyuh lebih singkat dibandingkan unggas lain, yaitu sekitar 16-18 hari.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penetasan telur puyuh:
- Suhu optimal sekitar 37,5°C
- Kelembaban sekitar 50-60% saat inkubasi dan meningkat menjadi 65-70% menjelang menetas
- Pemutaran telur minimal 4 kali sehari untuk mencegah kelainan embrio
5. Merpati (Columba livia domestica)
Merpati sering dipelihara untuk keperluan hobi, balapan, dan simbol pernikahan. Lama waktu penetasan telur merpati adalah sekitar 17-19 hari.
Hal-hal yang mempengaruhi penetasan telur merpati:
- Suhu alami saat dierami oleh induknya sekitar 36-37°C
- Kelembaban sekitar 50-60%
- Induk merpati biasanya bergantian mengerami telur, sehingga proses alami lebih sering digunakan dibandingkan inkubator
6. Burung Lovebird (Agapornis sp.)
Lovebird adalah burung paruh bengkok yang populer di Indonesia sebagai hewan peliharaan. Lama waktu penetasan telur lovebird berkisar antara 21-25 hari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
- Suhu sekitar 37-38°C jika menggunakan inkubator
- Kelembaban sekitar 50-60%
- Induk biasanya mengerami telur sendiri, sehingga pemilik hanya perlu memastikan lingkungan yang nyaman
7. Burung Kenari (Serinus canaria)
Kenari adalah burung kicau yang banyak dipelihara di Indonesia. Waktu penetasan telur burung kenari adalah sekitar 13-14 hari, menjadikannya salah satu unggas dengan masa inkubasi paling singkat.
Tips agar telur kenari menetas dengan baik:
- Suhu alami dalam sarang sekitar 35-37°C
- Kelembaban sekitar 50-60%
- Induk kenari biasanya mengerami telur sendiri tanpa campur tangan manusia
8. Ayam Kalkun (Meleagris gallopavo)
Ayam kalkun memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan ayam biasa, sehingga waktu tetas telurnya lebih lama, yaitu sekitar 28 hari.
Beberapa faktor penting dalam penetasan telur kalkun:
- Suhu inkubasi sekitar 37,5°C
- Kelembaban sekitar 50-55% selama masa inkubasi dan meningkat menjadi 65-75% saat mendekati penetasan
- Pemutaran telur harus dilakukan minimal 4 kali sehari untuk menghindari embrio menempel pada dinding telur
Kesimpulan
Setiap jenis unggas memiliki lama waktu penetasan yang berbeda-beda, tergantung pada faktor biologis dan lingkungan tempat inkubasi dilakukan. Ayam dan burung kenari memiliki waktu penetasan yang relatif singkat, sementara angsa dan kalkun membutuhkan waktu lebih lama untuk menetas.
Untuk meningkatkan keberhasilan penetasan telur unggas, penting bagi peternak untuk memperhatikan suhu, kelembaban, serta pemutaran telur secara berkala. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, tingkat keberhasilan dalam menetaskan telur unggas bisa meningkat secara signifikan.